Menyatakan bahwa puluhan ribu tahun lalu terjadi berbagai letusan gunung berapi secara serentak, menimbulkan gempa,
pencairan es, dan banjir. Peristiwa itu mengakibatkan sebagian
permukaan bumi tenggelam. Bagian itulah yang disebutnya benua yang
hilang atau Atlantis.
Penelitian mutakhir yang dilakukan oleh Aryso Santos, menegaskan bahwa
Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Setelah
melakukan penelitian selama 30 tahun, ia menghasilkan buku Atlantis,
The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of
Plato’s Lost Civilization (2005). menampilkan 33 perbandingan,
seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara
bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah
Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya,
ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir,
dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.
Plato, filsuf kelahiran Yunani (Greek philosopher) yang hidup 427-347
Sebelum Masehi (SM) adalah salah seorang murid Socrates, filsuf arif
bijaksana, yang kemudian tewas diracun oleh penguasa Athena yang dzolim
pada tahun 399 SM. Setelah kematian gurunya, Plato sering bertualang,
termasuk perjalanannya ke Mesir. Pada tahun 387 SM dia kembali ke Athena
dan mendirikan Academy, sebuah sekolah ilmu pengetahuan dan filsafat,
yang kemudian menjadi model buat universitas moderen saat ini. Murid
yang paling terkenal dari Academy tersebut adalah Aristoteles yang
ajarannya punya pengaruh yang hebat terhadap filsafat sampai saat ini.
Demi pemeliharaan nilai Academy, banyak karya Plato yang terselamatkan.
Kebanyakan karya tulisnya berbentuk surat-surat dan dialog-dialog, yang
paling terkenal adalah Republic. Karya tulisnya mencakup subjek yang
terentang dari ilmu pengetahuan sampai kepada kebahagiaan, dari politik
hingga ilmu alam. Dua dari dialognya, timaeous and critias memuat
satu2nya referensi orsinil tentang pulau atlantis ( the island of
atlantis). Plato menyatakan bahwa puluhan ribu tahun lalu terjadi
berbagai letusan gunung berapi secara serentak, menimbulkan gempa,
pencairan es, dan banjir. Peristiwa itu mengakibatkan sebagian permukaan
bumi tenggelam. Bagian itulah yang disebutnya benua yang hilang atau
Atlantis.
Penelitian yang dilakukan oleh Aryos Santos, menegaskan bahwa Atlantis
itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Setelah melakukan
penelitian selama 30 tahun, ia menghasilkan buku Atlantis, The Lost
Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato’s Lost
Civilization (2005). Santos menampilkan 33 perbandingan, seperti luas
wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang
akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem
terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang
diadopsi oleh Candi Borobudur, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.
Bukanlah suatu kebetulan ketika Indonesia pada tahun 1958, atas gagasan
Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja melalui UU no. 4 Perpu tahun 1960,
mencetuskan Deklarasi Djoeanda. Isinya menyatakan bahwa negara Indonesia
dengan perairan pedalamannya merupakan kesatuan wilayah nusantara.
Fakta itu kemudian diakui oleh Konvensi Hukum Laut Internasional 1982.
Merujuk penelitian Santos, pada masa puluhan ribu tahun yang lalu
wilayah negara Indonesia merupakan suatu benua yang menyatu. Tidak
terpecah-pecah dalam puluhan ribu pulau seperti sekarang ini.
Santos menetapkan bahwa pada masa lalu itu Atlantis merupakan benua yang
membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa,
Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai
pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang aktif dan
dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari
Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
"Poseidon dan Cleito memiliki lima pasang anak kembar laki-laki. Ia lalu
membagi pulau Atlantis menjadi sepuluh bagian. Ia memberikan kepada
anak tertua dari pasangan kembar pertama tempat kediaman ibu mereka dan
wilayah yang mengelilinginya yang merupakan tanah terluas dan terbaik.
Ia juga menjadikannya raja atas saudara-saudaranya. Poseidon memberi
nama anak itu Atlas. Dan karenanya seluruh pulau dan samudera itu
disebut Atlantik." (Critias)
"Tanah Atlantis adalah tanah yang terbaik di dunia dan karenanya mampu menampung pasukan dalam jumlah besar." (Critias)
"Tanah itu juga mendapatkan keuntungan dari curah hujan tahunan, memiliki persediaan yang melimpah di semua tempat." (Critias)
"Orichalcum bisa digali di banyak wilayah di pulau itu. Pada masa itu
Orichalcum lebih berharga dibanding benda berharga apapun, kecuali emas.
Di pulau itu juga banyak terdapat kayu untuk pekerjaan para tukang kayu
dan cukup banyak persediaan untuk hewan-hewan ternak ataupun hewan
liar, yang hidup di sungai ataupun darat, yang hidup di gunung ataupun
dataran. Bahkan di pulau itu juga terdapat banyak gajah" (Critias)
"Mereka membangun kuil, istana dan pelabuhan-pelabuhan. Mereka juga
mengatur seluruh wilayah dengan susunan sebagai berikut : pertama mereka
membangun jembatan untuk menghubungkan wilayah air dengan daratan yang
mengelilingi kota kuno. Lalu membuat jalan dari dan ke arah istana.
Mereka membangun istana di tempat kediaman dewa-dewa dan nenek moyang
mereka yang terus dipelihara oleh generasi berikutnya. Setiap raja
menurunkan kemampuannya yang luar biasa kepada raja berikutnya hingga
mereka mampu membangun bangunan yang luar biasa besar dan indah."
(Critias)
"Dan mereka membangun sebuah kanal selebar 300 kaki dengan kedalaman 100
kaki dan panjang 50 stadia (9 km). Mereka juga membuat jalan masuk yang
cukup besar untuk dilewati bahkan oleh kapal terbesar dan Lewat kanal
ini mereka dapat berlayar menuju zona terluar." (Critias)
Kehancuran Pulau Atlantis
"9.000 tahun adalah jumlah tahun yang telah berlangsung sejak perang
yang terjadi antara mereka yang berdiam di luar pilar-pilar Herkules
dengan mereka yang berdiam di dalamnya. Perang inilah yang akan aku
deskripsikan." (Critias)
"Pasukan yang satu dipimpin oleh kota-kota Athena. Di pihak lain,
pasukannya dipimpin langsung oleh raja-raja dari Atlantis, yaitu seperti
yang telah aku jelaskan, sebuah pulau yang lebih besar dibanding
gabungan Libya dan Asia, yang kemudian dihancurkan oleh sebuah gempa
bumi dan menjadi tumpukan lumpur yang menjadi penghalang bagi para
penjelajah yang berlayar ke bagian samudera yang lain." (Critias)
"Banyak air bah yang telah terjadi selama 9.000 tahun, yaitu jumlah
tahun yang telah terjadi ketika aku berbicara. Dan selama waktu itu juga
telah terjadi banyak perubahan. Tidak pernah terjadi dalam sejarah
begitu banyak akumulasi tanah yang jatuh dari pegunungan di satu
wilayah. Namun tanah telah berjatuhan dan menimbun wilayah Atlantis dan
menutupinya dari pandangan mata." (Critias)
"Karena hanya dalam semalam, hujan yang luar biasa lebat menyapu bumi
dan pada saat yang bersamaan terjadi gempa bumi. Lalu muncul air bah
yang menggenang seluruh wilayah." (Critias)
"Namun sesudah itu, muncul gempa bumi dan banjir yang dashyat. Dan dalam
satu hari satu malam, semua penduduknya tenggelam ke dalam perut bumi
dan pulau Atlantis lenyap ke dalam samudera luas. Dan karena alasan
inilah, bagian samudera disana menjadi tidak dapat dilewati dan
dijelajahi karena ada tumpukan lumpur yang diakibatkan oleh kehancuran
pulau tesebut." (Timaeus)
Teori Plato menerangkan bahwa Atlantis merupakan benua yang
hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada
masa itu sebagian besar bagian dunia masih d iliput oleh lapisan-lapisan
es (era Pleistocene). Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi
secara bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia
(dulu) itu, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal
dari es yang mencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan
dan gunung Semeru/Sumeru/Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung
berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau Somasir, yang
merupakan puncak gunung yang meletus pada saat itu. Letusan yang paling
dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau (Krakatoa) yang memecah
bagian Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya serta membentuk selat dataran
Sunda.
Atlantis berasal dari bahasa Sanskrit Atala, yang berarti surga atau
menara peninjauan (watch tower), Atalaia (Potugis), Atalaya (Spanyol).
Plato menegaskan bahwa wilayah Atlantis pada saat itu merupakan pusat
dari peradaban dunia dalam bentuk budaya, kekayaan alam, ilmu/teknologi,
dan lain-lainnya. Plato menetapkan bahwa letak Atlantis itu di Samudera
Atlantik sekarang. Pada masanya, ia bersikukuh bahwa bumi ini datar dan
dikelilingi oleh satu samudera (ocean) secara menyeluruh.
Ocean berasal dari kata Sanskrit ashayana yang berarti mengelilingi
secara menyeluruh. Pendapat itu kemudian ditentang oleh ahli-ahli di
kemudian hari seperti Copernicus, Galilei-Galileo, Einstein, dan Stephen
Hawking.
Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil itu
berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung
berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera
sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung
berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan
luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai
benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini dip erkuat lagi oleh
gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan
gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events.
Dalam usaha mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia,
tampak Plato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai
bentuk/posisi bumi yang katanya datar. Kedua, mengenai letak benua
Atlantis yang katanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh
Santos. Penelitian militer Amerika Serikat di wilayah Atlantik terbukti
tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu. Oleh karena
itu tidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata, “Amicus Plato, sed
magis amica veritas.” Artinya,”Saya senang kepada Plato tetapi saya
lebih senang kepada kebenaran.”
Namun, ada beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos sependapat. Yakni :
pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia.
Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di
antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung,
Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari
gunung itu telah atau sedang aktif kembali.
Ketiga, soal semburan lumpur akibat letusan gunung berapi yang abunya
tercampur air laut menjadi lumpur. Endapan lumpur di laut ini kemudian
meresap ke dalam tanah di daratan. Lumpur panas ini tercampur dengan
gas-gas alam yang merupakan impossible barrier of mud (hambatan lumpur
yang tidak bisa dilalui), atau in navigable (tidak dapat dilalui), tidak
bisa ditembus atau dimasuki. Dalam kasus di Sidoarjo, pernah dilakukan
remote sensing, penginderaan jauh, yang menunjukkan adanya sistim
kanalisasi di wilayah tersebut. Ada kemungkinan kanalisasi itu bekas
penyaluran semburan lumpur panas dari masa yang lampau.
Seorang peneliti Amerika mengklaim dirinya telah menemukan sisa-sisa
kota hilang Atlantis di dasar Laut Mediterania timur, namun kepala
arkeologi Cyprus meragukannya. Robert Sarmast, peneliti itu, mengatakan
sonar yang dipakai menyisir dasar laut 80 kilometer tenggara Cyprus
telah menandai adanya dinding-dinding buatan manusia, salah satunya
sepanjang 3 kilometer, dan parit-parit pada kedalaman 1.500
meter.“Adalah suatu keajaiban bahwa kami menemukan dinding-dinding yang
lokasi dan panjangnya sama dengan deskripsi Plato dalam tulisannya
mengenai kota Atlantis,” kata Sarmast, merujuk pada filsuf Yunani yang
terkenal itu.
Mengenai pernyataan di atas, pimpinan arkeolog Cyprus, Pavlos
Flourentzos, menanggapi skpetis. Dikatakannya, klaim Sarmast itu
haruslah didukung lebih banyak bukti.
Sarmast, adalah seorang arsitek dari Los Angeles. Ia mengabdikan 2,5
tahun waktunya untuk mencari kota hilang Atlantis yang dijelaskan dalam
dialog Plato, ’the Timaeous and the Critias.’ Dengan kapal ekspedisi
“Flying Enterprise,” ia meneliti wilayah itu berdasar data sonar
sebelumnya yang didapat dari ekspedisi Rusia dan Prancis.
Perlu diketahui, Plato dahulu menuliskan bahwa Atlantis adalah sebuah
pulau di laut barat, yang secara luas diinterprestasikan sebagai Samudra
Atlantik. Sebuah gempa hebat meneggelamkan pulau itu beserta kota di
atasnya. Menurut Plato, saat itu Atlantis merupakan kota berkebudayaan
tinggi, dan dalam legenda, ia dihubungkan dengan suatu negara yang
sejahtera. Filsuf Inggris, Francis Bacon, dalam bukunya tahun 1627 juga
menyebut-nyebut negara Atlantis yang ideal dan ekspidisi yang dilakukan
oleh Robert Sarmast tentunya mengatakan bahwa Atlantis bukanlah
Indonesia saat ini.
Apa yang dikemukakan oleh bangsa asing dan apa yang dilakukan oleh
bangsa asing tersebut adalah sebagian dari keingintahuan dari sifat
manusia. Mitos sebuah benua yang hilang, mungkin juga telah
menghilangkan peradaban manusia masa lalu. Peradaban yang hilang itu,
mungkin merupakan sejarah perjalanan bangsa Indonesia juga. Mitos
Atlantis yang dikatakan adalah Indonesia saat ini, justru bangsa ini
harus belajar dari bangsa asing tentang sejarahnya sendiri. Mungkin hal
ini akan mengingatkan kita semua, mempelajari diri sendiri adalah modal
dasar untuk sebuah kemajuan. Fenomena UFO atau crop circles telah
membuat banyak orang untuk meneliti dan menelusurinya yang akhirnya
membuat manusia menciptakan tehnologi luar angkasa. Kita hanya dapat
menunggu dan ketika bangsa asing mampu mendapatkan hasil, kita hanya
mampu menonton. Ketika bangsa asing menjadi lebih kuat lagi, kita
menjadi bangsa yang marah karena merasa didzolimi. Sesungguhnya tidak
ada yang diperbuat oleh bangsa kita ketika bangsa Amerika mengklaim
bahwa Atlantis itu bukan indonesia karena mitos itu bukan milik bangsa
kita. Namun juga dapat kita fahami, kemungkinan apa yang disampaikan
oleh Sarmast adalah demi sponsor expidisinya karena negara2 yang maju
dan memiliki dana saja yang tertarik mempelajari sejarahnya.